Assalamualaikum wr wb,
Kebenaran mutlak hanya dari Allah SWT, dan kesalahan datang dari manusia. Tetapi sudahkah manusia minta maaf atas kesalahan kesalahan yang diperbuat? Sebenarnya mengakui kesalahan dan minta maaf adalah suatu perbuatan mulia baik disisi Allah SWT maupun sesama manusia sendiri.
Sifat minta maaf dapat dilakukan apabila sifat mengakui kesalahan tersebut sudah ditanamkan dan dibiasakan sejak dini kepada anak.
1. Biasakan dengan memberi contoh
Anak adalah peniru yang hebat, dan jika orang tua bisa memberi contoh yang baik dalam meminta maaf maka anakpun akan menirukan dan terbiasa. Misal, saat kita tak sengaja menjatuhkan es krim yang sedang dipegang anak, katakan, “Maafkan Mama ya, Mama tidak sengaja menjatuhkan es krim adik.” Begitu juga dengan kesalahan lain yang dilakukan. Dengan demikian diharapkan anak terbiasa melihat orang-orang terdekatnya mengucapkan maaf manakala melakukan kesalahan.
2. Biasakan untuk menunjukkan penyesalan dengan bahasa tubuh
Dengan mencium, memeluk, menggenggam saat mengucapkan kata maaf, anak akan bisa merasakan penyesalan yang mengiringi permintaan maaf itu juga akan dicontoh anak saat orangtua minta maaf dengan bahasa tubuh seperti itu. Namun sebagai catatan, tegaskan padanya bahwa pelukan dan ciuman penyesalan hanya boleh diberikan pada papa/mama/kakak/adik, sedangkan untuk teman/saudara/orang lain cukup dengan bersalaman. Bahasa tubuh juga efektif untuk batita yang komunikasi verbalnya belum lancar sehingga belum bisa mengucapkan kata maaf.
3. Biasakan untuk bertanggung jawab
Selain mengucapkan maaf, minta anak untuk “bertanggung jawab” atas kesalahan yang dilakukannya. Misal : Saat anak tak sengaja mendorong temannya sampai jatuh. mintalah anak untuk minta maaf kepada temannya, dan jika temannya terluka, minta anak menyodorkan tisu/plester. Ini sebagai bagian dari pembelajaran tentang tanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan.
4. Biasakan untuk memberi penghargaan kepada anak
Setelah anak mengucapkan kata maaf dan kegiatan diatas, janganlah hemat untuk memberikan penghargaan dalam bentuk pujian, seperti, “Wah, adik cantik dan pintar ya, sudah bisa minta maaf.” Hal tersebut sekaligus sebagai penguatan bahwa yang dilakukannya sudah benar dan perlu diulanginya lagi di lain kesempatan.
Semoga bermanfaat dan selamat mencoba!
Wassalam.
Kebenaran mutlak hanya dari Allah SWT, dan kesalahan datang dari manusia. Tetapi sudahkah manusia minta maaf atas kesalahan kesalahan yang diperbuat? Sebenarnya mengakui kesalahan dan minta maaf adalah suatu perbuatan mulia baik disisi Allah SWT maupun sesama manusia sendiri.
Sifat minta maaf dapat dilakukan apabila sifat mengakui kesalahan tersebut sudah ditanamkan dan dibiasakan sejak dini kepada anak.
1. Biasakan dengan memberi contoh
Anak adalah peniru yang hebat, dan jika orang tua bisa memberi contoh yang baik dalam meminta maaf maka anakpun akan menirukan dan terbiasa. Misal, saat kita tak sengaja menjatuhkan es krim yang sedang dipegang anak, katakan, “Maafkan Mama ya, Mama tidak sengaja menjatuhkan es krim adik.” Begitu juga dengan kesalahan lain yang dilakukan. Dengan demikian diharapkan anak terbiasa melihat orang-orang terdekatnya mengucapkan maaf manakala melakukan kesalahan.
2. Biasakan untuk menunjukkan penyesalan dengan bahasa tubuh
Dengan mencium, memeluk, menggenggam saat mengucapkan kata maaf, anak akan bisa merasakan penyesalan yang mengiringi permintaan maaf itu juga akan dicontoh anak saat orangtua minta maaf dengan bahasa tubuh seperti itu. Namun sebagai catatan, tegaskan padanya bahwa pelukan dan ciuman penyesalan hanya boleh diberikan pada papa/mama/kakak/adik, sedangkan untuk teman/saudara/orang lain cukup dengan bersalaman. Bahasa tubuh juga efektif untuk batita yang komunikasi verbalnya belum lancar sehingga belum bisa mengucapkan kata maaf.
3. Biasakan untuk bertanggung jawab
Selain mengucapkan maaf, minta anak untuk “bertanggung jawab” atas kesalahan yang dilakukannya. Misal : Saat anak tak sengaja mendorong temannya sampai jatuh. mintalah anak untuk minta maaf kepada temannya, dan jika temannya terluka, minta anak menyodorkan tisu/plester. Ini sebagai bagian dari pembelajaran tentang tanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan.
4. Biasakan untuk memberi penghargaan kepada anak
Setelah anak mengucapkan kata maaf dan kegiatan diatas, janganlah hemat untuk memberikan penghargaan dalam bentuk pujian, seperti, “Wah, adik cantik dan pintar ya, sudah bisa minta maaf.” Hal tersebut sekaligus sebagai penguatan bahwa yang dilakukannya sudah benar dan perlu diulanginya lagi di lain kesempatan.
Semoga bermanfaat dan selamat mencoba!
Wassalam.
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar