Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kratif.
Anak-anak memerlukan tidur yang baik untuk mempertahankan kesehatan yang optimal. Selama tidur , otak sadar benar-benar beristirahat, sistem saraf parasimpatik bekerja maksimal untuk menyeimbangkan fungsi-fungsi organ yang bekerja dengan sistem saraf simpatik, misalnya memperlambat denyut jantung, menormalkan tekanan darah dst. Itulah mengapa tubuh kita menjadi segar setelah bangun tidur. Namun saat ini dimana kenyamanan dan kecanggihan teknologi dan gaya hidup yang sibuk terkadang bisa berdampak balik mengancam kesehatan kita secara tak sadar.
Dalam bukunya Acharya menuliskan bahwa ada dua proses vital dalam hidup yaitu sistem pencernaan dan ekskresi haruslah bekerja efektif untuk tercapainya hidup sehat. Agar bekerja efektif, kita memerlukan periode dimana napas kita itu teratur dan tidak terburu-buru. Sistem ekskresi juga harus bekerja hingga sistem sel yaitu membuang CO2 sehingga tubuh terhindar dari racun tubuh, karena pada level apapun, bentuk apapun, racun tubuh akan mempengaruhi secara umum kesehatan kita dan kerja otak. Otak merupakan satu bagian otak yang bisa ‘mem-bully’ kinerja tubuh kita. Saat kita dalam keadaan sadar, tubuh kita terserap mengikuti apa yang otak kita pikirkan, misalnya saat kita akan ujian, terkadang karena tegang, perut kita menjadi mules atau mual. Otaklah yang memerintahkan untuk memberi perhatian pada seluruh mekanisme tubuh kita sekaligus (di masa ini) menjadi lebih berat karena memenuhi tuntutan agar menjadi cerdas di mata banyak orang, itu sunguh-sungguh memperberat kerja otak
Benarkah berpikir tak selamanya baik untuk tubuh kita?
Tentu proses berpikir itu tak berdampak buruk, namun demikian setiap kegiatan berpikir itu, tubuh membangkitkan impuls motorik. Ini kemudian diterjemahkan oleh otot tubuh; otot mata dan saraf saat secara mental dia melokalisasi pikirannya. Kemudian ketika kita berpikir dari situasi yang dilihat, didengar, dirasakan, maka arus listrik yang berasal dari otak ke tubuh menyebabkan kontraksi otot spasmodik. Jika si pemikir ini merasa senang meluap-luap, maka ia bernapas secara tak menentu, dan setiap tarikan napas itu berarti ada sisa produksi CO2 yang tertinggal di tubuh. Sedangkan saat anak melakukan aktivitas fisik, setidaknya tubuh mengambil manfaat dari peningkatan aktivitas otot yang mendorong sirkulasi darah, mengurangi kemungkinan toksisitas.
Manfaat itu tidak dapat dicapai hanya dengan beraktivitas di depan komputer, telepon genggam, atau menonton televisi, games layar yang hanya menggunakan tangan. Biasanya kita menonton ‘layar’ sebagai aktivitas relaksasi, tetapi kita harus menyadari tidak selamanya ini dapat disebut alat relaksasi. Bermain games di layar TV atau komputer menuntut kordinasi mata-tangan, dan menyebabkan reflek otot berlompatan di seluruh tubuh yang membutuhkan darah dan oksigen. Terkadang ini mengacaukan reflek otot sistem pencernaan dan pembuangan. Film yang menegangkan atau permainan sepakbola di layar TV yang seru atau memainkan games komputer yang sulit, menyebabkan kelenjar adrenal mengalirkan adrenalin dan kortisol ke tubuh kita. Ini menstimulasi tiroid dan kelenjar hipofisis melepaskan sekresi untuk kesiapan aktivitas fight or flight. Namun demikian, hormon stress ini tidak mendapatkan outlet dan hanya tinggal di dalam tubuh. Apakah ini yang menjelaskan mengapa anak ‘moody’ setelah ‘sesi layar’ terjadi? Sangat mudah ini dilihat ketika sehari-hari mereka ‘hanya’ bermain di depan layar dan dalam jangka panjang tanpa langkah-langkah untuk menetralkan, ketidak seimbangan ini akan menyebabkan keadaan toksisitas.
Tentu kita semua menginginkan anak mengalami kegirangan, emosi senang yang meluap-luap lepas bebas, tetapi jelaslah bahwa keseimbangan waktu untuk bermain di depan TV/komputer dan aktivitas nyata di luar penting bagi mereka dan mengajarkan mereka beristirahat yang benar. Permainan dengan teknologi saat ini sudah didesain sedemikian rupa seperti permaian wii yang melibatkan gerak dan aktivitas fisik yang utuh. Namun tidak banyak orang bisa mengakses permainan jenis ini karena harganya masih relatif mahal. Tetapi bagi mereka yang bisa mengaksesnya, tentu ini bisa menjadi pilihan yang lebih baik daripada yang tidak sama sekali.
Anak akan beristirahat secara alami jika permainan itu ‘unstructured’ dengan alat dan bahan yang dicari atau dibuat sendiri dari apa yang ada. Imajinasi mereka akan terasah, rasa ingin tahu mereka tersalurkan, rasa puas bermain bisa terakomodasi, rasa humor tergali karena permainan dimainkan dengan menyenangkan. Anak-anak belajar untuk menyenangkan dan menyibukkan diri sendiri itu penting untuk menghindari stress baik stress tubuh maupun pikiran. Tugas atau pekerjaan rumah tangga yang ritmis dan tidak sulit, seperti berkebun; menyapu halaman, menebar benih, atau memasak, membuat roti, mencuci piring atau bahkan aktivitas tenang seperti menggambar, bermain playdough membantu mengatur napas lebih teratur dan meninabobokan tubuh. Setelah bermain-main, berlari-lari, ajarkan anak mengatur napas kembali. Jika dalam situasi permainan yang menegangkan, ingatkan mereka bermain adalah untuk kegembiraan.
Beristirahat SAMA PENTINGnya dengan berkegiatan
Kegiatan yang padat, menguras tenaga dan pikiran membutuhkan istirahat yang cukup untuk memberi kesempatan otak dan tubuh memproses kembali seluruh pengalaman dan informasi yang telah diterima. Hanya karena proses ini tidak terlihat, bukan berarti tidak terjadi. Istirahat sama pentingnya dengan bermain, belajar, bekerja.
Semoga bermanfaat, wassalam
Sumber
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar