Assalamualikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Sejak ditayangkan dalam salah satu program Metro TV yaitu Kick Andy Hope, kita menjadi lebih mengenal Siti Fauzanah, sosok yang selalu membuat kagum anak didiknya dan semua orang. Beliau di usia senjanya dan dengan kesederhanaan hidup, tetap mendedikasikan dirinya untuk membantu sesama.
Pengabdiam penuh kecintaan dan keikhlasan beliau dalam menularkan ilmu telah membuahkan hasil. Ini dibuktikan beberapa anak didiknya ada yang menjadi juara olimpiade matematika baik tingkat kabupaten maupun dunia.
Ibu Siti Fauzanah adalah sosok guru yang penuh cinta dan ikhlas mengabdi untuk mengajarkan mata pelajaran yang sangat digemarinya, matematika. Pengabdian penuh cinta dan ihlas ini dibuktikan dengan menjadi guru honorer di almamater yang pernah di asuhnya selama bertahun tahun, SMP Negeri 1 Parakan Temanggung setelah pensiun dari guru selama bertahun tahun di SMP tersebut.
Sampai saat inipun, Bu Yan (panggilan akrab anak didiknya) juga menerima les di rumah kontrakan beliau di dusun Ngempon Lor, Parakan - Temanggung. Di rumah kontrakan sederhana yang beliau sebut sebagai Puskesmas Matematika, Bu Yan menerima banyak siswa untuk, mendapatkan pelajaran tambahan. Bagi Bu Yan siswa yang kurang memahami dalam bidang study matematika disebutnya sakit, jadi perlu dibawa ke puskesmas. Kadang dalam menerima “pasien” Bu Yan tidak meminta imbalan buat pasien yang kurang mampu. Bagi yang mampu beliau hanya mematok 50 ribu rupiah perbulan untuk 8 kali pertemuan.
Jiwa sosial Bu Yan ini memang sangat tinggi dan sepatutnyalah negeri ini berbangga ada seorang ibu guru dengan gaji yang tidak seberapa mampu membiayai beberapa murid kurang mampu agar mereka tetap bersekolah. Salah satu dari mereka adalah seorang dosen lulusan S-2 UGM , Nanang Susyanto.
” Andai saya tak bertemu Bu Yan, mungkin saya sekarang jadi kuli batu di kampung ” begitu kata Nanang Susyanto, yang kini menjadi dosen di almamaternya.
Di usia senjanya kini tak pernah tampak raut kelelahan pada wajah beliau. Setiap bertemu masih ada senyum sumringah beliau yang menunjukkan ketulusannya menjalani hidup. Dan dari Bu Yan, saya bisa banyak belajar bahwa membantu itu tak harus kaya, dengan kesederhanaan dan keterbatasan, beliau tetap membantu sesama.
Sungguh luar biasa! Ya, bu Yan adalah sosok pejuang, guru sejati dan juga insan yang berbudi luhur. Semoga pengabdian dan dedikasi yang penuh cinta dan ikhlas dari bu Yan dapat menginspirasi kita semua, amin.
Wassalam,
Sejak ditayangkan dalam salah satu program Metro TV yaitu Kick Andy Hope, kita menjadi lebih mengenal Siti Fauzanah, sosok yang selalu membuat kagum anak didiknya dan semua orang. Beliau di usia senjanya dan dengan kesederhanaan hidup, tetap mendedikasikan dirinya untuk membantu sesama.
Pengabdiam penuh kecintaan dan keikhlasan beliau dalam menularkan ilmu telah membuahkan hasil. Ini dibuktikan beberapa anak didiknya ada yang menjadi juara olimpiade matematika baik tingkat kabupaten maupun dunia.
Ibu Siti Fauzanah adalah sosok guru yang penuh cinta dan ikhlas mengabdi untuk mengajarkan mata pelajaran yang sangat digemarinya, matematika. Pengabdian penuh cinta dan ihlas ini dibuktikan dengan menjadi guru honorer di almamater yang pernah di asuhnya selama bertahun tahun, SMP Negeri 1 Parakan Temanggung setelah pensiun dari guru selama bertahun tahun di SMP tersebut.
Sampai saat inipun, Bu Yan (panggilan akrab anak didiknya) juga menerima les di rumah kontrakan beliau di dusun Ngempon Lor, Parakan - Temanggung. Di rumah kontrakan sederhana yang beliau sebut sebagai Puskesmas Matematika, Bu Yan menerima banyak siswa untuk, mendapatkan pelajaran tambahan. Bagi Bu Yan siswa yang kurang memahami dalam bidang study matematika disebutnya sakit, jadi perlu dibawa ke puskesmas. Kadang dalam menerima “pasien” Bu Yan tidak meminta imbalan buat pasien yang kurang mampu. Bagi yang mampu beliau hanya mematok 50 ribu rupiah perbulan untuk 8 kali pertemuan.
Jiwa sosial Bu Yan ini memang sangat tinggi dan sepatutnyalah negeri ini berbangga ada seorang ibu guru dengan gaji yang tidak seberapa mampu membiayai beberapa murid kurang mampu agar mereka tetap bersekolah. Salah satu dari mereka adalah seorang dosen lulusan S-2 UGM , Nanang Susyanto.
” Andai saya tak bertemu Bu Yan, mungkin saya sekarang jadi kuli batu di kampung ” begitu kata Nanang Susyanto, yang kini menjadi dosen di almamaternya.
Di usia senjanya kini tak pernah tampak raut kelelahan pada wajah beliau. Setiap bertemu masih ada senyum sumringah beliau yang menunjukkan ketulusannya menjalani hidup. Dan dari Bu Yan, saya bisa banyak belajar bahwa membantu itu tak harus kaya, dengan kesederhanaan dan keterbatasan, beliau tetap membantu sesama.
Sungguh luar biasa! Ya, bu Yan adalah sosok pejuang, guru sejati dan juga insan yang berbudi luhur. Semoga pengabdian dan dedikasi yang penuh cinta dan ikhlas dari bu Yan dapat menginspirasi kita semua, amin.
Wassalam,
2 komentar:
ini yang namanya cinta ikhlas... bukan cinta ikhlas ynag dimadu!
:) dan makasih y dah berkunjung
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar