Panduan dan Tips Praktis Edukasi Dunia Anak agar lebih imajinatif, cerdas dan kreatif bersama Mind Mapping, Glenn Doman, Multiple Intellegence, Brain Games, Memory, Dongeng, Cerita, Puisi, Gambar, Kartun Lucu, dan lainnya.

Kumpulan Game Kreatif, Brain Games, Brain Test

Senin

Mama, Kok Sibuk Terus, Sih?


Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.

Mama, kok sibuk terus, sih? Memangnya kerja enggak ada liburnya?” protes Cindy Fahira Pohan (4 tahun) kepada ibunya, Iramawati Tambunan (38). Ya, boleh-boleh saja Anda sibuk berkarir di luar rumah, karena tujuan bekerja pasti untuk anak juga. Namun, anak pun menginginkan Anda memiliki waktu luang baginya. Jadi, Anda harus pintar me-manage waktu untuk memberikan perhatian kepadanya.

Kisah wanita yang berdomisili di Jalan SM Raja ini banyak juga dialami ibu-ibu di era zaman sekarang. Kedua orangtua terpaksa harus bekerja demi pemenuhan masa depan anaknya. Ujung-ujungnya, anak terpaksa diasuh pembantu atau dititip ke keluarga. Namun tanpa disadari, kebutuhan anak tak hanya kebutuhan fisik. Hal ini seringkali tidak disadari para orangtua yang sibuk berkarier. Mereka berpikir, melimpahi anak dengan harta benda sudah cukup.
Padahal tidak, kasih sayang dan perhatian orangtua paling penting untuk anak. Bentuk perhatian tidak melulu harus hadiah, tetapi dengan menemaninya belajar ataupun bermain, sudah cukup membuat anak senang dan bahagia.

Memang, demi tuntutan ekonomi, Iramawati Tambunan dan suaminya, Rifai Pohan (43), terpaksa harus bekerja. Anak mereka, Cindy Fahira Pohan, terpaksa diasuh kakak dari Iramawati, Suliarti Tambunan. Hampir tiap hari anaknya menghabiskan waktu bersama keluarga kakaknya. “Saya terpaksa harus bekerja untuk membantu ekonomi dan masa depan anak saya. Memang ada yang harus dikorbankan, anak saya jadi kurang perhatian orangtuanya. Saya hanya memiliki waktu di akhir pekan. Nak saya juga tidak rewel saat diasuh kakak saya,” ujar wanita yang akrab disapa Ira ini.

Begitu juga yang dikatakan Ali Torgis Pasaribu, suami kakaknya yang selama ini mengasuh anak Ira. Karena saban hari Cindy (anak Ira, Red) berada dalam asuhan mereka, Cindy pun sangat dekat dengan mereka. “Cindy memanggil saya dengan sebutan ayah. Padahal saya bukan ayahnya, tapi Om-nya. Mungkin ini karena Cindy tiap hari bersama kami kalau orangtuanya sibuk bekerja,” kata Ali.

Kata Ali, Cindy bukanlah tipe anak yang mengesalkan meski kadang rewel. Rewel bukan berarti cengeng. “Cindy anak cerdas. Cindy selalu banyak bertanya karena keingintahuannya. Meski Cindy kami asuh siang hari, tapi Cindy tidak melupakan siapa orangtuanya. Cindy anak pengertian karena dia tahu kalau mama-papanya bekerja untuk cari duit,” ujar Ali.

Menurut Ali, Cindy bukan anak yang gampang untuk bersosialisasi dengan orang lain. Cindy tak gampang dekat dengan orang lain yang belum dikenalnya. Tapi kalau sudah kenal, Cindy akan menjadi anak yang ramah dengan selalu banyak pertanyaan,” tambahnya.

Apalagi saat ini, kata Ali, Cindy sudah memiliki kesibukan bersekolah. Cindy baru duduk di bangku sekolah Taman Kanan-kanan (TK) Harapan Mandiri, Jalan Brig Jend Katamso Medan. “Setiap hari Cindy saya antar ke sekolah pada pukul 07.30 WIB. Cindy merasa senang dengan kegiatan barunya ini,” bilang Ali.

Dikatakan Ali, meski kedua orangtua Cindy tidak dapat sepenuhnya memberikan perhatian kepada Cindy, tapi dirinya tetap selalu mengingatkan kepada Cindy untuk mengerti keadaan orangtuanya, harus menyayangi orangtuanya dan tidak boleh menjadi anak yang manja. “Cindy justru sayang sama orangtuanya. Kalau lagi libur akhir pekan bersama orangtuanya, Cindy malah nyombong sama kami,” pungkas Ali sambil tersenyum. (del)

Sediakan Waktu Luang Untuk Anak
----------------------------------------
Ternyata, anak pun punya harapan kepada orangtua. Anak menginginkan orangtua punya waktu luang untuknya, yang mau berbagi, dan sebagainya. Apa lagi keinginan anak yang perlu diketahui orangtua?

Waktu luang Anda sangat dibutuhkan anak. Anda harus sering menelepon anak sesibuk apapun. Pada akhir pekan, harus menetapkan hari libur yang tak boleh lagi diusik dengan pekerjaan. Kemudian, orangtua jangan cekcok di depan anak. Sebab, jiwanya akan tertekan dan ia akan bingung, siapa yang harus dibela dan disalahkan. Ayahnya-kah atau ibunya-kah?

Anak juga mengingkan agar orangtuanya ramah terhadap teman-teman anak yang berkunjung. Lalu, anak menginginkan agar orangtua tak ingkar janji. Sebaiknya, jangan pernah memberikan janji pada anak, bila tak mau dicap anak sebagai orangtua pembohong?

Anak juga menginginkan orangtuanya pintar dan cekatan sehingga mampu menjawab setiap pertanyaan. Sebagai anak, mereka juga menginginkan orangtua tidak saja menjadi tempat berlindung, melainkan juga bisa diajak berbagi alias curhat. Inilah yang terkadang tidak disadari para orangtua terhadap keinginan anak.

Sulit membaur dalam kehidupan anak, membuat jarak, dan tidak mau tahu masalah yang dihadapi anak. Mulai sekarang, cobalah menata kembali hubungan Anda dan anak agar lebih akrab. Sehingga posisi Anda tak hanya sebagai orang tua, tetapi juga bisa sebagai teman.

Seringkali, orangtua tidak menyadari sikapnya, dan mengeluh di depan anak. Keluhan Anda pun bermacam-macam, dari masalah keluarga sampai urusan pekerjaan yang membuat bingung si kecil. Mau tidak mau, ini melibatkan anak untuk turut berpikir dalam persoalan yang Anda hadapi. Padahal, itu tidak perlu. Kenapa harus berbagi masalah dengan anak? Apa yang dapat Anda harapkan dari seorang anak yang masih kecil dan pola pikirnya belum luas? Kalaupun anak memberikan pendapat, pasti Anda tidak puas karena tidak sesuai dengan yang Anda harapkan. Jadi, bicarakan masalah Anda dengan pasangan ataupun orang yang lebih tua dan memahami masalah tersebut. (net/jppn)


Semoga bermanfaat, wassalam

Artikel ini dari [subberita]:http://www.hariansumutpos.com/arsip/?p=12305

0 komentar:

Posting Komentar

Kata Sahabat :