Panduan dan Tips Praktis Edukasi Dunia Anak agar lebih imajinatif, cerdas dan kreatif bersama Mind Mapping, Glenn Doman, Multiple Intellegence, Brain Games, Memory, Dongeng, Cerita, Puisi, Gambar, Kartun Lucu, dan lainnya.
Senin
Minggu
Tips Jitu Sukses Menghadapi Ujian Nasional (UN) 2012
Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Pasti semua pelajar pengen sukses atau lulus Ujian Nasional baik yang SD, MTS, SMP, SMA, maupun SMK,sebenarnya kelulusan itu mudah sekali dicapai atau kita raih dengan bersungguh-sungguh belajarnya.
Pada kesempatan ini, kami ingin berbagi tips sukses menghadapi Ujian Nasional (UN) yang mudah-mudahan berguna:
1. Berdoalah kepada Tuhan & Mohon Restu kepada Orang Tua
Manusia hanya bisa merencanakan, Tuhanlah yang menentukan. Manusia tidak berdaya tanpa pertolongan-Nya. Setiap keberhasilan ada keikutsertaan Sang Pencipta di dalamnya. Oleh karena itu berdo’alah agar diberi kemudahan dalam menghadapi UN. Selain itu, jadikan UN sebagai ajang untuk mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua tercinta. Oleh karena itu, mintalah restu kepada orang tua sebelum UN agar diberikan kemudahan dan kelancaran.
2. Belajar Lebih Giat
Menjelang Ujian Nasional, harus belajar ekstra ketat. Hal ini mengingatkan materi pelajaran relatif lebih banyak, mulai materi pelajaran kelas I. Cara belajar yang bisa dilakukan, misalnya membaca materi pelajaran sesuai dengan jadwal belajar harian atau membaca buku yang ada di Perpustakaan. Untuk mendapat gambaran bentuk dan materi yang keluar dalam Ujian Nasional, dapat melihat soal-soal Ujian Nasional tahun yang lalu. Soal-soal tersebut berfungsi sebagai latihan mengerjakan atau menjawab soal-soal Ujian Nasional yang akan datang.
3. Perbanyak Latihan Soal
Berlatih mengerjakan soal akan membuat kita akan terbiasa menghadapi beragam soal. Dengan sering berlatih, penguasaan anda terhadap materi semakin baik. Kita tidak akan cemas atau grogi dalam menghadapi soal Ujian Nasional.
4. Belajar Kelompok
Belajar kelompok bermanfaat untuk membahas, mendiskusikan materi pelajaran yang dianggap sulit. Melalui diskusi, kita akan saling tukar informasi, saling menguatkan motivasi belajar, mengeluarkan pendapat dan berbagai pengalaman. Anggota kelompok bisa 5 atau 7 orang sesuai dengan kebutuhan. Apabila materi pelajaran yang tidak dapat dipecahkan oleh kelompok, kita dapat menanyakan langsung kepada guru bidang studi (mata pelajaran).
5. Hindari Belajar Sistem Kebut Semalam
Belajarlah jauh-jauh hari sebelum hari UN tiba. Jangan menggunakan sistem kebut semalam yaitu belajar keras saat Ujian Nasional sudah dekat. Justru pada hari-hari mendekati Ujian Nasional, badan dan pikiran harus rileks.
6. Menjaga Kesehatan
Kita hendaknya selalu menjaga kesehatan, sehingga pada saat Ujian Nasional dalam kondisi fit, segar dan sehat. Jadi, walaupun materi pelajaran banyak yang harus dihafal dan dipelajari, jangan sampai mengabaikan/kurang memperhatikan kesehatan badan. Hendaknya cukup tidur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Tak lupa olahraga yang teratur.
7. Menenangkan Hati dan Pikiran
Kesiapan dalam pemahaman materi pelajaran perlu didukung oleh ketenangan hati dan pikiran. Dengan hati yang tenang dan pikiran yang jernih, maka masa ujian akan dilalui dengan riang gembira dan bersemangat. Untuk itu, apabila memiliki masalah segeralah selesaikan denga baik. Disamping itu, jangan banyak pikiran yang bukan-bukan misalnya merasa khawatir tidak lulus ujian, bingung memilih jurusan di perguruan tinggi atau masa depan yang suram.
8. Hindari Kegiatan yang Bisa mengganggu Konsentrasi Belajar
Untuk sementara hindari dulu kegiatan/kesenangan/hoby yang bisa mengganggu konsentrasi belajar seperti bermain play station, internettan, dan menonton tv.
baca selengkapnya- Tips Jitu Sukses Menghadapi Ujian Nasional (UN) 2012
Pasti semua pelajar pengen sukses atau lulus Ujian Nasional baik yang SD, MTS, SMP, SMA, maupun SMK,sebenarnya kelulusan itu mudah sekali dicapai atau kita raih dengan bersungguh-sungguh belajarnya.
Pada kesempatan ini, kami ingin berbagi tips sukses menghadapi Ujian Nasional (UN) yang mudah-mudahan berguna:
1. Berdoalah kepada Tuhan & Mohon Restu kepada Orang Tua
Manusia hanya bisa merencanakan, Tuhanlah yang menentukan. Manusia tidak berdaya tanpa pertolongan-Nya. Setiap keberhasilan ada keikutsertaan Sang Pencipta di dalamnya. Oleh karena itu berdo’alah agar diberi kemudahan dalam menghadapi UN. Selain itu, jadikan UN sebagai ajang untuk mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua tercinta. Oleh karena itu, mintalah restu kepada orang tua sebelum UN agar diberikan kemudahan dan kelancaran.
2. Belajar Lebih Giat
Menjelang Ujian Nasional, harus belajar ekstra ketat. Hal ini mengingatkan materi pelajaran relatif lebih banyak, mulai materi pelajaran kelas I. Cara belajar yang bisa dilakukan, misalnya membaca materi pelajaran sesuai dengan jadwal belajar harian atau membaca buku yang ada di Perpustakaan. Untuk mendapat gambaran bentuk dan materi yang keluar dalam Ujian Nasional, dapat melihat soal-soal Ujian Nasional tahun yang lalu. Soal-soal tersebut berfungsi sebagai latihan mengerjakan atau menjawab soal-soal Ujian Nasional yang akan datang.
3. Perbanyak Latihan Soal
Berlatih mengerjakan soal akan membuat kita akan terbiasa menghadapi beragam soal. Dengan sering berlatih, penguasaan anda terhadap materi semakin baik. Kita tidak akan cemas atau grogi dalam menghadapi soal Ujian Nasional.
4. Belajar Kelompok
Belajar kelompok bermanfaat untuk membahas, mendiskusikan materi pelajaran yang dianggap sulit. Melalui diskusi, kita akan saling tukar informasi, saling menguatkan motivasi belajar, mengeluarkan pendapat dan berbagai pengalaman. Anggota kelompok bisa 5 atau 7 orang sesuai dengan kebutuhan. Apabila materi pelajaran yang tidak dapat dipecahkan oleh kelompok, kita dapat menanyakan langsung kepada guru bidang studi (mata pelajaran).
5. Hindari Belajar Sistem Kebut Semalam
Belajarlah jauh-jauh hari sebelum hari UN tiba. Jangan menggunakan sistem kebut semalam yaitu belajar keras saat Ujian Nasional sudah dekat. Justru pada hari-hari mendekati Ujian Nasional, badan dan pikiran harus rileks.
6. Menjaga Kesehatan
Kita hendaknya selalu menjaga kesehatan, sehingga pada saat Ujian Nasional dalam kondisi fit, segar dan sehat. Jadi, walaupun materi pelajaran banyak yang harus dihafal dan dipelajari, jangan sampai mengabaikan/kurang memperhatikan kesehatan badan. Hendaknya cukup tidur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Tak lupa olahraga yang teratur.
7. Menenangkan Hati dan Pikiran
Kesiapan dalam pemahaman materi pelajaran perlu didukung oleh ketenangan hati dan pikiran. Dengan hati yang tenang dan pikiran yang jernih, maka masa ujian akan dilalui dengan riang gembira dan bersemangat. Untuk itu, apabila memiliki masalah segeralah selesaikan denga baik. Disamping itu, jangan banyak pikiran yang bukan-bukan misalnya merasa khawatir tidak lulus ujian, bingung memilih jurusan di perguruan tinggi atau masa depan yang suram.
8. Hindari Kegiatan yang Bisa mengganggu Konsentrasi Belajar
Untuk sementara hindari dulu kegiatan/kesenangan/hoby yang bisa mengganggu konsentrasi belajar seperti bermain play station, internettan, dan menonton tv.
Sabtu
RSBI Tidak Selalu Lebih Unggul dari Sekolah Reguler!!!
Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Alasan pemerintah terus mempertahankan rintisan sekolah bertaraf internasional karena mutu pendidikan Indonesia bakal berdaya saing internasional perlu dipertanyakan. Pasalnya, evaluasi yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan justru menunjukkan bahwa tak selalu sekolah RSBI unggul dari sekolah reguler.
Bahkan, dalam beberapa skor penilaian, termasuk Bahasa Inggris yang seharusnya menjadi keunggulan rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), siswa dan guru di sekolah reguler lebih unggul.
Ini terlihat di jenjang SMP di mana skor Bahasa Inggris siswa RSBI 7,05, sedangkan siswa reguler 8,18. Guru Bahasa Inggris di SMP juga punya skor yang lebih tinggi, yaitu 6,2, dibandingkan dengan guru RSBI yang 5,1. Ini juga terjadi pada guru Bahasa Inggris di jenjang SMA.
Selisih skor nilai-nilai antara siswa RSBI dan reguler umumnya di bawah 1 dari skor 0-9. Hal ini terjadi karena, dari kajian, guru-guru sekolah reguler justru mempunyai skor yang lebih baik dari guru di RSBI.
Ambil contoh, guru SMA reguler ternyata lebih unggul dalam skor di mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Bahasa Inggris. Di Matematika hampir sama. Kemampuan pedagogi guru juga tidak jauh berbeda.
Bahkan, di SD, skor pedagogi guru sekolah reguler lebih unggul. Di jenjang SMP juga berbeda kecil, kecuali di SMA yang perbedaannya lebih dari 1 poin.
S Hamid Hasan, ahli evaluasi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jumat (17/2/2012), mengatakan, tidak berarti bahwa kemampuan RSBI lebih baik dari sekolah reguler yang unggul. "Asal sekolah diberi fasilitas yang baik, guru yang kompetensinya bagus, tanpa embel-embel RSBI pun sekolah tetap bisa menunjukkan kualitas. Untuk apa pemerintah menciptakan perbedaan-perbedaan dalam pendidikan lewat RSBI," tutur Hamid.
Retno Lisyarti, guru SMA RSBI di Jakarta, mengatakan, pemerintah tidak mampu membangun kapasistas guru yang dibutuhkan untuk sekolah bermutu. Dana dari masyarakat dan pemerintah yang mengucur ke sekolah RSBI lebih untuk peningkatan sarana, kegiatan, honor guru, dan membayar pengajar asing yang digaji lebih mahal.
Menurut Retno, di sekolah RSBI ada guru asing yang ditetapkan harus dari kawasan Eropa atau Australia. Bayarannya lebih mahal dibandingkan dengan guru Indonesia. Untuk kelas internasional yang bayarannya Rp 31 juta per tahun, kata Retno, siswa mendapat pengajaran ekstra dari beberapa guru asing. Utamanya saat siswa hendak menghadapi ujian internasional Cambridge atau IB.
"Kebijakan RSBI pun menciptakan ketidakadilan bukan hanya kepada masyarakat. Guru dalam negeri saja dipandang lebih rendah daripada guru asing," kata Retno.
Semoga bermanfaat, wassalam.
Sumber: kompas.com
baca selengkapnya- RSBI Tidak Selalu Lebih Unggul dari Sekolah Reguler!!!
Alasan pemerintah terus mempertahankan rintisan sekolah bertaraf internasional karena mutu pendidikan Indonesia bakal berdaya saing internasional perlu dipertanyakan. Pasalnya, evaluasi yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan justru menunjukkan bahwa tak selalu sekolah RSBI unggul dari sekolah reguler.
Bahkan, dalam beberapa skor penilaian, termasuk Bahasa Inggris yang seharusnya menjadi keunggulan rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), siswa dan guru di sekolah reguler lebih unggul.
Ini terlihat di jenjang SMP di mana skor Bahasa Inggris siswa RSBI 7,05, sedangkan siswa reguler 8,18. Guru Bahasa Inggris di SMP juga punya skor yang lebih tinggi, yaitu 6,2, dibandingkan dengan guru RSBI yang 5,1. Ini juga terjadi pada guru Bahasa Inggris di jenjang SMA.
Selisih skor nilai-nilai antara siswa RSBI dan reguler umumnya di bawah 1 dari skor 0-9. Hal ini terjadi karena, dari kajian, guru-guru sekolah reguler justru mempunyai skor yang lebih baik dari guru di RSBI.
Ambil contoh, guru SMA reguler ternyata lebih unggul dalam skor di mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Bahasa Inggris. Di Matematika hampir sama. Kemampuan pedagogi guru juga tidak jauh berbeda.
Bahkan, di SD, skor pedagogi guru sekolah reguler lebih unggul. Di jenjang SMP juga berbeda kecil, kecuali di SMA yang perbedaannya lebih dari 1 poin.
S Hamid Hasan, ahli evaluasi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jumat (17/2/2012), mengatakan, tidak berarti bahwa kemampuan RSBI lebih baik dari sekolah reguler yang unggul. "Asal sekolah diberi fasilitas yang baik, guru yang kompetensinya bagus, tanpa embel-embel RSBI pun sekolah tetap bisa menunjukkan kualitas. Untuk apa pemerintah menciptakan perbedaan-perbedaan dalam pendidikan lewat RSBI," tutur Hamid.
Retno Lisyarti, guru SMA RSBI di Jakarta, mengatakan, pemerintah tidak mampu membangun kapasistas guru yang dibutuhkan untuk sekolah bermutu. Dana dari masyarakat dan pemerintah yang mengucur ke sekolah RSBI lebih untuk peningkatan sarana, kegiatan, honor guru, dan membayar pengajar asing yang digaji lebih mahal.
Menurut Retno, di sekolah RSBI ada guru asing yang ditetapkan harus dari kawasan Eropa atau Australia. Bayarannya lebih mahal dibandingkan dengan guru Indonesia. Untuk kelas internasional yang bayarannya Rp 31 juta per tahun, kata Retno, siswa mendapat pengajaran ekstra dari beberapa guru asing. Utamanya saat siswa hendak menghadapi ujian internasional Cambridge atau IB.
"Kebijakan RSBI pun menciptakan ketidakadilan bukan hanya kepada masyarakat. Guru dalam negeri saja dipandang lebih rendah daripada guru asing," kata Retno.
Semoga bermanfaat, wassalam.
Sumber: kompas.com
Selasa
Perlukah Telepon Seluler Untuk Anak?
Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Saat ini, telepon seluler (ponsel) telah menjadi gadget wajib bagi setiap orang. Jika beberapa tahun yang lalu ponsel hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu karena harganya yang selangit, kini harga ponsel telah terjangkau oleh hampir semua kalangan, tergantung merek dan fitur-fitur yang ditawarkannya. Ponsel pun telah berubah dari sekedar alat komunikasi menjadi gadget multifungsi dengan adanya kamera, game, aplikasi pengolah kata sampai dengan fitur internet yang membuat penggunanya tak bisa lepas dari ponsel. Bahkan karena terlalu pentingnya ponsel, saat ini orang cenderung memilih untuk ketinggalan dompet di rumah daripada harus ketinggalan ponselnya.
Pentingnya peranan telepon seluler dengan harganya yang juga semakin terjangkau, kini membuat banyak orangtua yang memberikan ponsel pada anak-anaknya, bahkan yang masih duduk di bangku TK atau SD sekalipun. Kebanyakan mereka beralasan bahwa pemberian ponsel tersebut adalah untuk mempermudah komunikasi dengan sang anak saat harus menjemput mereka, disamping juga kebutuhan anaknya untuk berkomunikasi dengan teman-temannya. Namun begitu, bila anak Anda merengek minta dibelikan ponsel, sisi positif dan negatif berikut dapat Anda pertimbangkan.
Media komunikasi
Ponsel penting bagi anak Anda yang memiliki banyak kegiatan seperti kursus bahasa, les basket, les musik, dan kegiatan-kegiatan lainnya, terutama bila Anda tidak selalu menungguinya selama dia melakukan setiap kegiatan. Ponsel penting untuk mengetahui posisi anak Anda saat akan dijemput, sehingga Anda tidak perlu berputar-putar mencari. Selain itu, telepon seluler juga bisa dijadikan media anak Anda untuk berkomunikasi dengan teman-temannya, terutama untuk kegiatan akademis seperti menanyakan PR, mengetahui jadwal ujian, maupun untuk berdiskusi mengenai pelajaran di sekolah.
Mengundang kejahatan
Pemberian ponsel pada anak juga dapat mengundang orang-orang jahat untuk berbuat kriminal. Di saat jaman semakin susah, banyak orang yang mencari jalan pintas untuk mendapatkan materi. Salah satu sasaran yang paling mudah adalah anak-anak, maka dari itu jangan berikan anak Anda barang-barang yang dapat memancing kejahatan seperti telepon seluler.
Alat hiburan
Fitur dalam telepon seluler yang sering dimanfaatkan oleh anak-anak adalah game. Dengan game dalam ponsel, anak Anda dapat mengisi waktu luang sambil menunggu Anda menjemputnya di sekolah atau tempat les maupun sebagai alat hiburan setelah mengerjakan PR. Hal tersebut lebih baik daripada anak Anda main keluar rumah yang lingkungan pergaulannya kurang baik.
Berlakukan aturan
Bila telah memutuskan untuk memberikan ponsel pada anak Anda, berikan aturan-aturan dalam penggunaannya agar tidak terlalu jauh dalam penggunaannya. Saat anak Anda memainkan game, Anda harus mengawasi dan membatasi waktu memainkan game tersebut agar anak Anda tidak kecanduan dan melupakan tugas utamanya sebagai pelajar. Selain itu, Anda juga dapat menerapkan aturan untuk mematikan ponsel di atas jam 8 malam, agar anak tidak menggunakan telepon seluler untuk mengobrol dengan temannya sampai larut malam. Bisa juga dengan cara Anda menyimpan ponselnya di waktu malam dan memberikannya kembali keesokan harinya untuk digunakan.
Berikan sesuai keperluan
Anak TK atau SD masih belum memerlukan telepon seluler dengan fitur internet. Jadi bila memang ingin memberikan anak Anda ponsel sebagai hadiah, pilihlah ponsel dengan kemampuan 'terbatas' dengan fitur seperti telepon, SMS dan game. Bila ada budget lebih, Anda juga dapat memberikan ponsel dengan fitur radio sebagai hiburan dan kamera yang dapat mendidiknya untuk mendokumentasikan kegiatan sehari-harinya bersama teman dan keluarga.
Tanamkan rasa tanggung jawab
Untuk menanamkan rasa tanggung jawab terhadap pamakaian ponselnya, sebaiknya Anda memberikannya nomor pra-bayar dan menjatah pulsa per bulan agar sang anak dapat menghemat pemakaian serta lebih bijak dalam mengatur penggunaan pulsa yang tersisa. Bila memberikan nomor pasca bayar, dikhawatirkan tagihan akan melonjak karena anak Anda belum mengerti tentang pemakaiannya. Anda juga dapat menekankan agar lebih mengutamakan SMS daripada telepon untuk lebih menghemat biaya. Berikan juga syarat pada anak Anda untuk menjaga prestasi di sekolahnya agar tidak menurun dikarenakan Anda memberinya telepon seluler, serta buatlah perjanjian bahwa Anda dapat mengambil ponselnya sewaktu-waktu bila ia melanggar peraturan yang Anda berikan.
Setelah mengetahui beberapa dampak positif dan negatif dari pemberian ponsel pada anak Anda, kini giliran Anda untuk menentukan perlu atau tidaknya membekali anak dengan telepon seluler. Selain beberapa dampak di atas, Anda juga mungkin memiliki pertimbangan-pertimbangan lain yang bisa lebih meyakinkan Anda dalam mengambil keputusan.
Semoga bermanfaat, wassalam.
Sumber: http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=1036_Perlukah-Anak-Dibekali-Telepon-Seluler-?
baca selengkapnya- Perlukah Telepon Seluler Untuk Anak?
Saat ini, telepon seluler (ponsel) telah menjadi gadget wajib bagi setiap orang. Jika beberapa tahun yang lalu ponsel hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu karena harganya yang selangit, kini harga ponsel telah terjangkau oleh hampir semua kalangan, tergantung merek dan fitur-fitur yang ditawarkannya. Ponsel pun telah berubah dari sekedar alat komunikasi menjadi gadget multifungsi dengan adanya kamera, game, aplikasi pengolah kata sampai dengan fitur internet yang membuat penggunanya tak bisa lepas dari ponsel. Bahkan karena terlalu pentingnya ponsel, saat ini orang cenderung memilih untuk ketinggalan dompet di rumah daripada harus ketinggalan ponselnya.
Pentingnya peranan telepon seluler dengan harganya yang juga semakin terjangkau, kini membuat banyak orangtua yang memberikan ponsel pada anak-anaknya, bahkan yang masih duduk di bangku TK atau SD sekalipun. Kebanyakan mereka beralasan bahwa pemberian ponsel tersebut adalah untuk mempermudah komunikasi dengan sang anak saat harus menjemput mereka, disamping juga kebutuhan anaknya untuk berkomunikasi dengan teman-temannya. Namun begitu, bila anak Anda merengek minta dibelikan ponsel, sisi positif dan negatif berikut dapat Anda pertimbangkan.
Media komunikasi
Ponsel penting bagi anak Anda yang memiliki banyak kegiatan seperti kursus bahasa, les basket, les musik, dan kegiatan-kegiatan lainnya, terutama bila Anda tidak selalu menungguinya selama dia melakukan setiap kegiatan. Ponsel penting untuk mengetahui posisi anak Anda saat akan dijemput, sehingga Anda tidak perlu berputar-putar mencari. Selain itu, telepon seluler juga bisa dijadikan media anak Anda untuk berkomunikasi dengan teman-temannya, terutama untuk kegiatan akademis seperti menanyakan PR, mengetahui jadwal ujian, maupun untuk berdiskusi mengenai pelajaran di sekolah.
Mengundang kejahatan
Pemberian ponsel pada anak juga dapat mengundang orang-orang jahat untuk berbuat kriminal. Di saat jaman semakin susah, banyak orang yang mencari jalan pintas untuk mendapatkan materi. Salah satu sasaran yang paling mudah adalah anak-anak, maka dari itu jangan berikan anak Anda barang-barang yang dapat memancing kejahatan seperti telepon seluler.
Alat hiburan
Fitur dalam telepon seluler yang sering dimanfaatkan oleh anak-anak adalah game. Dengan game dalam ponsel, anak Anda dapat mengisi waktu luang sambil menunggu Anda menjemputnya di sekolah atau tempat les maupun sebagai alat hiburan setelah mengerjakan PR. Hal tersebut lebih baik daripada anak Anda main keluar rumah yang lingkungan pergaulannya kurang baik.
Berlakukan aturan
Bila telah memutuskan untuk memberikan ponsel pada anak Anda, berikan aturan-aturan dalam penggunaannya agar tidak terlalu jauh dalam penggunaannya. Saat anak Anda memainkan game, Anda harus mengawasi dan membatasi waktu memainkan game tersebut agar anak Anda tidak kecanduan dan melupakan tugas utamanya sebagai pelajar. Selain itu, Anda juga dapat menerapkan aturan untuk mematikan ponsel di atas jam 8 malam, agar anak tidak menggunakan telepon seluler untuk mengobrol dengan temannya sampai larut malam. Bisa juga dengan cara Anda menyimpan ponselnya di waktu malam dan memberikannya kembali keesokan harinya untuk digunakan.
Berikan sesuai keperluan
Anak TK atau SD masih belum memerlukan telepon seluler dengan fitur internet. Jadi bila memang ingin memberikan anak Anda ponsel sebagai hadiah, pilihlah ponsel dengan kemampuan 'terbatas' dengan fitur seperti telepon, SMS dan game. Bila ada budget lebih, Anda juga dapat memberikan ponsel dengan fitur radio sebagai hiburan dan kamera yang dapat mendidiknya untuk mendokumentasikan kegiatan sehari-harinya bersama teman dan keluarga.
Tanamkan rasa tanggung jawab
Untuk menanamkan rasa tanggung jawab terhadap pamakaian ponselnya, sebaiknya Anda memberikannya nomor pra-bayar dan menjatah pulsa per bulan agar sang anak dapat menghemat pemakaian serta lebih bijak dalam mengatur penggunaan pulsa yang tersisa. Bila memberikan nomor pasca bayar, dikhawatirkan tagihan akan melonjak karena anak Anda belum mengerti tentang pemakaiannya. Anda juga dapat menekankan agar lebih mengutamakan SMS daripada telepon untuk lebih menghemat biaya. Berikan juga syarat pada anak Anda untuk menjaga prestasi di sekolahnya agar tidak menurun dikarenakan Anda memberinya telepon seluler, serta buatlah perjanjian bahwa Anda dapat mengambil ponselnya sewaktu-waktu bila ia melanggar peraturan yang Anda berikan.
Setelah mengetahui beberapa dampak positif dan negatif dari pemberian ponsel pada anak Anda, kini giliran Anda untuk menentukan perlu atau tidaknya membekali anak dengan telepon seluler. Selain beberapa dampak di atas, Anda juga mungkin memiliki pertimbangan-pertimbangan lain yang bisa lebih meyakinkan Anda dalam mengambil keputusan.
Semoga bermanfaat, wassalam.
Sumber: http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=1036_Perlukah-Anak-Dibekali-Telepon-Seluler-?
Kamis
Apa Itu Pembelajaran Secara Khusus???
Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Pengertian pembelajaran secara khusus diuraikan sebagai berikut.
Behavioristik
Pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus).
Kognitif
Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami.
Gestalt
Pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisasikannya (mengaturnya) menjadi suatu pola gestalt (pola bermakna).
Humanistik
Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswauntuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
"pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa yang ditujukan untuk melakukan perubahan sikap dan pola pikir siswa kearah yang lebih baik untuk mencapai hasil belajar yang optimal."
Untaian Kata Mutiara Pendidikan Penambah Semangat Belajar
Pendidikan bukan persiapan untuk hidup
Pendidikan adalah hidup itu sendiri
(John Dewey)
Tujuan pendidikan adalah mempersiapkan generasi muda
Untuk mendidik diri mereka sendiri seumur hidup mereka.
(Robert Maynard Hutchins)
Pendidikan bukanlah sesuatu yang diperoleh seseorang,
Tapi pendidikan adalah sebuah proses seumur hidup
(Gloria Steinem)
Yang hebat didunia ini bukanlah tempat dimana kita berada
Melainkan arah yang kita tuju
(Oliver Wendell Holmes)
Arah yang diberikan pendidikan
Untuk mengawali hidup seseorang akan menentukan masa depannya
(Plato)
Murid yang dipersenjatai dengan informasi
Akan selalu memenangkan pertempuran
(Meladee McCarty)
Seorang Guru
Menggandeng tangan, Membuka pikiran
Menyentuh hati, Membentuk masa depan
Seorang Guru berpengaruh selamanya
Dia tidak pernah tahu kapan pengaruhnya berakhir
(Henry Adam)
Kebajikan atau pengetahuan saja takkan cukup sebagai modal menjadi Guru
Anugrah mengajar adalah bakat yang khas dan melibatkan kebutuhan
Serta hasrat dalam diri sang Guru sendiri.
(John Jay Chapman)
Salah satu tanda seorang pendidik yang hebat
Adalah kemampuan memimpin murid-murid
Menjelajahi tempat-tempat baru
Yang bahkan belum pernah didatangi sang pendidik
(Thomas Groome)
Mengajar berarti belajar lagi
(Oliver Wendell Holmes)
Guru biasa memberitahukan
Guru baik menjelaskan
Guru ulung memeragakan
Guru hebat mengilhami
(William Arthur Ward)
Aku menyentuh masa depan. Aku mengajar
(Christa McAuliffe)
Kita tidak selalu bisa membangun masa depan bagi generasi muda
Tapi kita bisa membangun generasi muda untuk masa depan.
( Franklin D Roosevelt)
Kita tidak bisa mengajari orang apapun
Kita hanya bisa membantu mereka menemukannya di dalam diri mereka
(Galileo Galilei)
Jika kau memberi tahu mereka
Mereka hanya akan melihat gerakan bibirmu
Jika kau menunjukan kepada mereka
Mereka akan tergoda untuk melakukannya sendiri
(Maria Montessori)
Yang penting bukan bagaimana caramu hidup
Tapi hidup siapa yang kamu ubah dengan hidupmu
Seorang majikan bisa memberitahumu apa yang ia harapkan darimu
Tapi seorang Guru membangkitkan pengharapanmu sendiri
(Patricia Neal)
Seni mengajar dalah seni membantu penemuan
(Mark Van Doren)
Aku bukan seorang Guru tapi seorang pembangkit
(Robert Frost)
Tujuan mengajar adalah untuk membuat anak bisa maju tanpa Gurunya
(Elbert Hubbard)
Jangan pernah meragukan keberhasilan
Sekelompok kecil orang yang bertekad mengubah dunia
Karena hanya kelompok seperti itulah yang pernah berhasil melakukannya
(Margaret Mead)
Setiap orang berbakat di bidang tertentu
Kita hanya harus menemukan apa bakatnya
(Evelyn Blose Holman)
Aku bukan seoarang Guru hanya sesama musafir yang kau tanyai arah
Aku menujuk ke arah depan—kedepan diriku sendiri dan ke depan dirimu
(George Bernard Shaw)
Apa yang ingin dipelajari murid
Sama pentingnya dengan apa yang ingin diajarkan Guru
(Lois E.LeBar)
Bertindaklah seolah apa yang kau lakukan membuat perbedaan
Karena kenyataannya memang begitu
Ajari murid-murid menggunakan bakat apapun yang mereka miliki.
Hutan akan sunyi jika yang berkicau
Hanyalah burung-burung yang paling merdu kicaunya
Kita cemas akan jadi apa anak kita nantinya
Namun kita lupa bahwa ia sudah jadi seseorang sekarang
(Stacia Tusher)
Mengajar bukan profesi. Mengajar adalah kegemaran
Aku telah mencapai sebuah kesimpulan yang menakutkan bahwa aku
adalah unsur penentu di dalam kelas.
Pendekatan pribadikulah yang menciptakan iklimnya
Suasana hatikulah yang membuat cuacanya.
Sebagai seorang Guru, aku memiliki kekuatan yang sangat besar
untuk membuat hidup seseorang menderita atau gembira.
Aku bisa menjadi alat penyiksa atau pemberi ilham,
bisa bercanda atau mempermalukan,
melukai atau menyembuhkan.
Dalam semua situasi, reaksikulah yang menentukan
apakah sebuah krisis akan memuncak atau mereda
dan apakah seseorang akan diperlakukan sebagai manusia atau direndahkan.
( Haim Ginott)
Anak-anak di dalam kelas kita mutlak lebih penting
daripada pelajaran yang kita ajarkan kepada mereka
(Meladee McCArty)
Aku seorang Guru
Guru adalah seorang pemimpin
Tidak ada keajaiban dalam pekerjaanku
Aku tidak berjalan di atas air
Aku tidak membelah lautan
Aku hanya mencintai anak-anak
(Marva Collins)
Kau bisa membayar orang untuk mengajar
tapi kau tak bisa membayar mereka untuk peduli
(Marva Collins)
Salah satu hal yang bisa dilakukan seorang Guru
adalah mengirim pulang seorang murid di siang hari
dalam keadaan menyukai diri mereka
sedikit lebih daripada ketika ia datang di pagi hari
(Ernest Melby)
Anak-anak adalah sumber alam kita yang paling berharga
(Herbert Hoover)
Setiap murid bisa belajar,
hanya saja tidak pada hari yang sama atau dengan cara yang sama
(George Evans)
Jika kau harus berteriak, lakukanlah untuk membangkitkan semangat seseorang
Rahasia pendidikan adalah menghormati sang murid
(Ralph Waldo Emerson)
Mengajari anak-anak berhitung memang bagus, tapi yang terbaik adalah mengajari mereka apa yang perlu diperhitungkan
(Bob Talbert)
Masuklah kedalam dunia mereka
Bawalah mereka keduniamu!
Bawalah mereka keduniamu!
Untuk Para Bunda Yang hebat Luar Biasa
Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Untuk para Bunda yang HEBAT LUAR BIASA dimanapun berada ...
Wassalam :)
Minggu
Menghentikan Kebiasaan Anak Minum Dari Botol
Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Membiasakan bayi minum dari botol ternyata berakibat buruk bagi kesehatannya. Ketergantungan pada botol akan membuat bayi minum susu lebih banyak ketimbang yang tidak minum dari botol.
Sebuah studi terhadap hampir 7.000 anak-anak, menyatakan 30 persen dari mereka yang masih ditidurkan dengan botol susu pada usia dua tahun cenderung menjadi gemuk saat berusia lima tahun. Akademisi percaya bahwa bayi tersebut meminum susu tinggi kalori yang setara dengan makanan yang menggemukkan.
Para akademisi pun mengatakan bahwa dokter dan orang tua harus menghentikan bayi yang ketergantungan pada botol susu sejak mereka berusia satu tahun. Kenapa?
"Anak perempuan berusia 24 bulan dengan tinggi dan berat badan normal, yang diberi susu sebelum tidur sebanyak 250 ml akan mendapatkan kurang lebih 12 persen kalori yang dibutuhkan per harinya," ujar Rachel Gooze dari Pusat Penelitian dan Pendidikan Obesitas, Temple University, Philadelphia.
Memang tidak mudah untuk membuat bayi lepas dari botol susunya dan minum langsung dari gelas. Proses ini bisa memakan waktu lama dan membutuhkan kesabaran Anda.
Para ahli menyarankan, pengenalan pada gelas ini sebaiknya dilakukan saat bayi berusia enam bulan. Sebagai langkah awal, cobalah untuk memberikan minum dengan gelas sehabis makan, tapi jangan terlalu memaksa bayi untuk menggunakannya.
Gelas yang dipakai pun bertahap, mulai dari gelas dengan corong pada bagian mulut, baru ke gelas tanpa corong (gelas biasa). Akan lebih mudah jika Anda duduk di samping bayi agar dapat membersihkan susu yang tumpah dari gelas secepatnya.
Gelas dengan dua gagang dan memiliki corong pada bagian mulut akan mempermudah bayi belajar menggunakan gelas. Corong pada gelas tersebut dapat meminimalisir air yang tumpah saat bayi sedang minum.
Sayangnya terdapat kontradiksi yang diungkapkan dokter gigi terkait penggunaan gelas dengan corong. Mereka menganggap gelas dengan corong tersebut dapat merusak pertumbuhan gigi pada bayi. Jadi disarankan, langsung saja ajari bayi minum dari gelas yang terbuka. Ada juga gelas terbuka dengan ujung yang bisa memudahkan bayi minum.
Wassalam
Sumber: Telegraph
baca selengkapnya- Menghentikan Kebiasaan Anak Minum Dari Botol
Membiasakan bayi minum dari botol ternyata berakibat buruk bagi kesehatannya. Ketergantungan pada botol akan membuat bayi minum susu lebih banyak ketimbang yang tidak minum dari botol.
Sebuah studi terhadap hampir 7.000 anak-anak, menyatakan 30 persen dari mereka yang masih ditidurkan dengan botol susu pada usia dua tahun cenderung menjadi gemuk saat berusia lima tahun. Akademisi percaya bahwa bayi tersebut meminum susu tinggi kalori yang setara dengan makanan yang menggemukkan.
Para akademisi pun mengatakan bahwa dokter dan orang tua harus menghentikan bayi yang ketergantungan pada botol susu sejak mereka berusia satu tahun. Kenapa?
"Anak perempuan berusia 24 bulan dengan tinggi dan berat badan normal, yang diberi susu sebelum tidur sebanyak 250 ml akan mendapatkan kurang lebih 12 persen kalori yang dibutuhkan per harinya," ujar Rachel Gooze dari Pusat Penelitian dan Pendidikan Obesitas, Temple University, Philadelphia.
Memang tidak mudah untuk membuat bayi lepas dari botol susunya dan minum langsung dari gelas. Proses ini bisa memakan waktu lama dan membutuhkan kesabaran Anda.
Para ahli menyarankan, pengenalan pada gelas ini sebaiknya dilakukan saat bayi berusia enam bulan. Sebagai langkah awal, cobalah untuk memberikan minum dengan gelas sehabis makan, tapi jangan terlalu memaksa bayi untuk menggunakannya.
Gelas yang dipakai pun bertahap, mulai dari gelas dengan corong pada bagian mulut, baru ke gelas tanpa corong (gelas biasa). Akan lebih mudah jika Anda duduk di samping bayi agar dapat membersihkan susu yang tumpah dari gelas secepatnya.
Gelas dengan dua gagang dan memiliki corong pada bagian mulut akan mempermudah bayi belajar menggunakan gelas. Corong pada gelas tersebut dapat meminimalisir air yang tumpah saat bayi sedang minum.
Sayangnya terdapat kontradiksi yang diungkapkan dokter gigi terkait penggunaan gelas dengan corong. Mereka menganggap gelas dengan corong tersebut dapat merusak pertumbuhan gigi pada bayi. Jadi disarankan, langsung saja ajari bayi minum dari gelas yang terbuka. Ada juga gelas terbuka dengan ujung yang bisa memudahkan bayi minum.
Wassalam
Sumber: Telegraph
Senin
Balita Juga Bisa Disiplin Lo, Ini Tipsnya?
Assalamualikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Saat si kecil memasuki usia balita, dia bisa menjadi sangat sulit untuk ditangani. Anak mulai susah diajak mandi atau makan. Dia bisa tiba-tiba marah dan menangis kencang saat keinginannya tidak dituruti, dan masih banyak masalah lainnya.
Masa balita bisa jadi saat yang sulit sekaligus menyenangkan untuk orangtua. Di usia ini, anak mulai menunjukkan berbagai kepintarannya. Namun di sisi lain, dia juga mulai terlihat mandiri. Hambatannya adalah, mereka masih memiliki kemampuan terbatas dalam berkomunikasi dan memahami sesuatu.
"Mereka (anak-anak berusia balita) mengerti kalau mereka bisa melakukan sesuatu," ujar Spesialis Perkembangan Anak, Claire Lerner.
"Hal ini pun membuat mereka ingin menunjukkan pada dunia dan menegaskan pada diri mereka sendiri dengan cara yang baru, bukan bayi lagi. Namun masalahnya mereka memiliki kontrol diri yang kurang dan belum berpikir rasional," urai Lerner.
Dengan segala kombinasi cara berpikir dan tingkah laku itu, bukan tidak mungkin Anda kerap merasa hilang akal menghadapi si kecil. Apalagi jika kata-kata yang sering diucapkannya adalah 'tidak'.
Jadi, adakah solusi agar mengurus si balita menjadi lebih mudah? Berikut ini beberapa cara mudah mendisiplinkan si kecil:
1. Konsisten
Perintah dan rutinitas membuat si kecil merasa memiliki tempat perlindungan dari dunia yang mereka lihat tidak dapat diprediksi," ujar Lerner. "Saat ada sesuatu yang sudah bisa diprediksi dan dilakukan dengan rutin, ini membuat anak merasa lebih nyaman dan aman. Mereka pun jadi lebih bersikap manis dan tenang karena tahu apa yang akan terjadi," tambahnya.
Sesuai dengan saran Lerner tersebut, cobalah untuk melakukan segala kegiatan si kecil sesuai jadwal, setiap hari. Artinya Anda harus memiliki waktu tidur siang, makan dan tidur malam yang konsisten. Begitu juga konsisten kapan waktu dia bisa bermain.
Jika Anda hendak membuat perubahan, misalnya saat Anda harus pergi ke luar kota, katakan padanya sejak jauh-jauh hari. Persiapkan anak menghadapi hal ini agar mereka tidak terlalu kaget pada perubahan tersebut.
Konsistensi juga penting dalam hal disiplin. Contohnya saat Anda mengatakan 'tidak boleh memukul', saat si kecil untuk pertama kalinya memukul anak lain di taman bermain, Anda harus terus mengatakan hal yang sama, jika ia melakukannya untuk kedua atau ketiga kalinya.
2. Hindari Situasi yang Membuat Stres atau Marah
Saat si kecil mulai menginjak usia balita, Anda sebaiknya meluangkan waktu untuk memahami apa saja yang membuatnya marah. Biasanya adalah karena mereka lapar, mengantuk dan perubahan mendadak.
Dengan melakukan perencanaan, Anda sebenarnya bisa menghindari kemarahannya ini dan membuatnya tetap tenang. "Misalnya saja, Anda jangan pergi ke supermarket di waktu anak seharusnya tidur siang, jika tidak mau anak tiba-tiba marah-marah," ujar dr. Lisa Asta, dokter anak di California yang juga asisten professor di Universitas California.
3. Berpikirlah Seperti Anak Balita
Anak balita belum bisa memahami segala sesuatunya apa adanya. Misalnya saja soal bagaimana harus bersikap dengan benar dan sesuai aturan. Jadi saat menghadapi si kecil, cobalah melihat dari perspektif anak untuk mencegah dia tantrum.
"Anda bisa bilang, ibu tahu, kamu tidak suka mandi, tapi kamu harus melakukannya," ujar Lerner. "Ucapan itu membuatnya tidak terintimidasi. Kita seolah memahami perasaannya," tambahnya.
Memberikan anak pilihan juga bisa Anda lakukan untuk menunjukkan kalau Anda menghargainya dan memahami perasaannya. Misalnya saja, saat anak tidak mau memakai sepatu, tanyakan saja padanya sepatu warna apa yang mau ia pakai, merah atau biru. Dengan memiliki pilihan, anak merasa mereka memiliki kontrol terhadap situasi yang sedang dialami.
4. Belajar Bagaimana Mengalihkan Perhatian
Saat si kecil sudah lebih dari 10 kali melempar bola ke dinding ruang tamu dan dia tidak berhenti meskipun Anda sudah menyuruhnya, inilah saatnya Anda mengalihkan perhatiannya ke hal lain. Anda juga bisa mencoba mengajaknya bermain di luar.
"Orangtua sebaiknya menciptakan lingkungan yang bisa kondusif untuk perilaku balita," saran Rex Forehand, PhD, Professor Psikologi di University of Vermont dan penulis buku 'Parenting the Strong-Willed Child'.
"Jika mereka melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan (seperti bermain bola di ruang tamu), Anda seharusnya bukan melarangnya, tapi coba cari aktivitas lain," tambah Rex.
5. Berikan Anak Time Out
Time out merupakan salah satu fondasi untuk membangun disiplin anak. Meskipun cara ini sebenarnya belum bisa benar-benar diterapkan saat anak berusia balita.
Akan ada implikasi negatif jika Anda memberikan anak balita time out terlalu lama. Anak akan merasa mereka nakal. Padahal sebenarnya Anda ingin mengajarkannya bersikap yang baik.
Jika Anda memberikan si kecil time out, batasi waktunya hanya 1-2 menit. Jangan juga katakan pada anak kalau itu adalah time out karena anak di bawah tiga tahun belum memahaminya. Gunakan kalimat yang lebih positif untuk menyebut time out.
Lerner menyarankan buat tempat yang nyaman untuk anak sehingga dia bisa tenang. Perbaiki sikapnya yang tidak baik, namun jangan lupa juga untuk memberikan pujian atas sikap baiknya.
"Jika Anda tidak memberikan pujian saat anak bersikap baik, terkadang mereka akan melakukan hal buruk hanya untuk mendapatkan perhatian," tambah Asta. Kalau Anda memuji anak atas perbuatan baiknya, kemungkinan besar anak mau melakukannya lagi.
6. Tetap Tenang
Saat si kecil mengalami tantrum di mall, Anda sudah pasti berusaha menghindari tatapan orang yang lewat. Saat itu Anda pasti akan dengan mudah tersulut emosi dan memarahinya. Merasa tetap tenang memang sulit, namun dengan kehilangan kontrol diri, bisa membuat situasi semakin panas dan Anda pun stres.
Coba tarik napas sejenak dan dinginkan kepala. "Kemarahan malah akan membuat Anda lebih buruk dan merasa bersalah. Hal itu juga tidak akan berdampak baik pada anak," saran Forehand.
Sedangkan Lerner menyarankan, jangan tunjukkan emosi Anda saat si kecil mengamuk. Bersikaplah seperti tidak ada yang terjadi. "Diamkan saja sikap anak. Saat anak tahu kalau teriakannya tidak menarik perhatian Anda, dia akhirnya akan lelah berteriak," tuturnya.
Semoga bermanfaat, wassalam.
Sumber: WebMD.
baca selengkapnya- Balita Juga Bisa Disiplin Lo, Ini Tipsnya?
Saat si kecil memasuki usia balita, dia bisa menjadi sangat sulit untuk ditangani. Anak mulai susah diajak mandi atau makan. Dia bisa tiba-tiba marah dan menangis kencang saat keinginannya tidak dituruti, dan masih banyak masalah lainnya.
Masa balita bisa jadi saat yang sulit sekaligus menyenangkan untuk orangtua. Di usia ini, anak mulai menunjukkan berbagai kepintarannya. Namun di sisi lain, dia juga mulai terlihat mandiri. Hambatannya adalah, mereka masih memiliki kemampuan terbatas dalam berkomunikasi dan memahami sesuatu.
"Mereka (anak-anak berusia balita) mengerti kalau mereka bisa melakukan sesuatu," ujar Spesialis Perkembangan Anak, Claire Lerner.
"Hal ini pun membuat mereka ingin menunjukkan pada dunia dan menegaskan pada diri mereka sendiri dengan cara yang baru, bukan bayi lagi. Namun masalahnya mereka memiliki kontrol diri yang kurang dan belum berpikir rasional," urai Lerner.
Dengan segala kombinasi cara berpikir dan tingkah laku itu, bukan tidak mungkin Anda kerap merasa hilang akal menghadapi si kecil. Apalagi jika kata-kata yang sering diucapkannya adalah 'tidak'.
Jadi, adakah solusi agar mengurus si balita menjadi lebih mudah? Berikut ini beberapa cara mudah mendisiplinkan si kecil:
1. Konsisten
Perintah dan rutinitas membuat si kecil merasa memiliki tempat perlindungan dari dunia yang mereka lihat tidak dapat diprediksi," ujar Lerner. "Saat ada sesuatu yang sudah bisa diprediksi dan dilakukan dengan rutin, ini membuat anak merasa lebih nyaman dan aman. Mereka pun jadi lebih bersikap manis dan tenang karena tahu apa yang akan terjadi," tambahnya.
Sesuai dengan saran Lerner tersebut, cobalah untuk melakukan segala kegiatan si kecil sesuai jadwal, setiap hari. Artinya Anda harus memiliki waktu tidur siang, makan dan tidur malam yang konsisten. Begitu juga konsisten kapan waktu dia bisa bermain.
Jika Anda hendak membuat perubahan, misalnya saat Anda harus pergi ke luar kota, katakan padanya sejak jauh-jauh hari. Persiapkan anak menghadapi hal ini agar mereka tidak terlalu kaget pada perubahan tersebut.
Konsistensi juga penting dalam hal disiplin. Contohnya saat Anda mengatakan 'tidak boleh memukul', saat si kecil untuk pertama kalinya memukul anak lain di taman bermain, Anda harus terus mengatakan hal yang sama, jika ia melakukannya untuk kedua atau ketiga kalinya.
2. Hindari Situasi yang Membuat Stres atau Marah
Saat si kecil mulai menginjak usia balita, Anda sebaiknya meluangkan waktu untuk memahami apa saja yang membuatnya marah. Biasanya adalah karena mereka lapar, mengantuk dan perubahan mendadak.
Dengan melakukan perencanaan, Anda sebenarnya bisa menghindari kemarahannya ini dan membuatnya tetap tenang. "Misalnya saja, Anda jangan pergi ke supermarket di waktu anak seharusnya tidur siang, jika tidak mau anak tiba-tiba marah-marah," ujar dr. Lisa Asta, dokter anak di California yang juga asisten professor di Universitas California.
3. Berpikirlah Seperti Anak Balita
Anak balita belum bisa memahami segala sesuatunya apa adanya. Misalnya saja soal bagaimana harus bersikap dengan benar dan sesuai aturan. Jadi saat menghadapi si kecil, cobalah melihat dari perspektif anak untuk mencegah dia tantrum.
"Anda bisa bilang, ibu tahu, kamu tidak suka mandi, tapi kamu harus melakukannya," ujar Lerner. "Ucapan itu membuatnya tidak terintimidasi. Kita seolah memahami perasaannya," tambahnya.
Memberikan anak pilihan juga bisa Anda lakukan untuk menunjukkan kalau Anda menghargainya dan memahami perasaannya. Misalnya saja, saat anak tidak mau memakai sepatu, tanyakan saja padanya sepatu warna apa yang mau ia pakai, merah atau biru. Dengan memiliki pilihan, anak merasa mereka memiliki kontrol terhadap situasi yang sedang dialami.
4. Belajar Bagaimana Mengalihkan Perhatian
Saat si kecil sudah lebih dari 10 kali melempar bola ke dinding ruang tamu dan dia tidak berhenti meskipun Anda sudah menyuruhnya, inilah saatnya Anda mengalihkan perhatiannya ke hal lain. Anda juga bisa mencoba mengajaknya bermain di luar.
"Orangtua sebaiknya menciptakan lingkungan yang bisa kondusif untuk perilaku balita," saran Rex Forehand, PhD, Professor Psikologi di University of Vermont dan penulis buku 'Parenting the Strong-Willed Child'.
"Jika mereka melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan (seperti bermain bola di ruang tamu), Anda seharusnya bukan melarangnya, tapi coba cari aktivitas lain," tambah Rex.
5. Berikan Anak Time Out
Time out merupakan salah satu fondasi untuk membangun disiplin anak. Meskipun cara ini sebenarnya belum bisa benar-benar diterapkan saat anak berusia balita.
Akan ada implikasi negatif jika Anda memberikan anak balita time out terlalu lama. Anak akan merasa mereka nakal. Padahal sebenarnya Anda ingin mengajarkannya bersikap yang baik.
Jika Anda memberikan si kecil time out, batasi waktunya hanya 1-2 menit. Jangan juga katakan pada anak kalau itu adalah time out karena anak di bawah tiga tahun belum memahaminya. Gunakan kalimat yang lebih positif untuk menyebut time out.
Lerner menyarankan buat tempat yang nyaman untuk anak sehingga dia bisa tenang. Perbaiki sikapnya yang tidak baik, namun jangan lupa juga untuk memberikan pujian atas sikap baiknya.
"Jika Anda tidak memberikan pujian saat anak bersikap baik, terkadang mereka akan melakukan hal buruk hanya untuk mendapatkan perhatian," tambah Asta. Kalau Anda memuji anak atas perbuatan baiknya, kemungkinan besar anak mau melakukannya lagi.
6. Tetap Tenang
Saat si kecil mengalami tantrum di mall, Anda sudah pasti berusaha menghindari tatapan orang yang lewat. Saat itu Anda pasti akan dengan mudah tersulut emosi dan memarahinya. Merasa tetap tenang memang sulit, namun dengan kehilangan kontrol diri, bisa membuat situasi semakin panas dan Anda pun stres.
Coba tarik napas sejenak dan dinginkan kepala. "Kemarahan malah akan membuat Anda lebih buruk dan merasa bersalah. Hal itu juga tidak akan berdampak baik pada anak," saran Forehand.
Sedangkan Lerner menyarankan, jangan tunjukkan emosi Anda saat si kecil mengamuk. Bersikaplah seperti tidak ada yang terjadi. "Diamkan saja sikap anak. Saat anak tahu kalau teriakannya tidak menarik perhatian Anda, dia akhirnya akan lelah berteriak," tuturnya.
Semoga bermanfaat, wassalam.
Sumber: WebMD.
Kamis
Yuk, Ajak Agar Si Kecil Suka Menabung Dan Berbagi
Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.
Mengajarkan anak untuk menabung dan berbagi tentu tidak mudah. Apalagi jika anak merasa uang (saku, pemberian atau angpau) yang didapatnya itu adalah haknya. Ia tentu ingin menggunakan uang tersebut sesuai keinginannya seperti membeli mainan favoritnya.
Namun bukan berarti tidak ada solusi untuk mulai mengajarkan si kecil menabung. Anak akan paham kegunaan menabung jika Anda bisa memberitahukannya bahwa aktivitas itu punya manfaat besar.
Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengajarkannya menabung dan berbagi:
1. Kenalkan Uang secara Bijak
Begitu anak sudah bisa menghitung, perkenalkan mereka pada uang. Beri anak sebanyak mungkin informasi yang ingin diketahuinya. Perhatikan dan ulangi, itulah cara terbaik untuk membuat anak belajar.
2. Belikan anak celengan atau buatkan mereka rekening di tabungan.
Cara kedua ini sepertinya berlaku jika anak sudah berusia cukup besar. Untuk anak-anak yang masih berusia pra sekolah dan taman kanak-kanak, Anda bisa mulai mengajarinya menaruh uang di celengan.
3. Minta Anak Membuat Daftar Keinginan
Dengan adanya daftar keinginannya itu anak bisa lebih termotivasi untuk menabung. Buat anak paham ada cara yang menyenangkan untuk menghabiskan uangnya itu dengan daftar keinginan tersebut.
4. Buat Gambar
Kalau anak menabung untuk membeli suatu benda yang spesial, tidak ada salahnya Anda memintanya menaruh gambar benda tersebut di kamarnya. Gantung gambar benda itu agar dia selalu ingat dari tujuannya menabung.
5. Beri Contoh
Tentu saja sebagai orangtua Anda pun harus memberinya contoh soal aktivitas menabung ini. Anda perlu punya celengan sendiri, dan mengajak anak ke bank saat Anda akan menabung. Ketika melakukannya, jelaskan pada anak tujuan Anda menabung. Dengan memberikan contoh ini, anak pun bisa belajar dari orangtuanya.
6. Ingatkan Anak
Pada beberapa anak, mereka bisa jadi terlalu fokus menabung, hingga tidak mau mengeluarkan uangnya untuk apapun. Jika hal itu terjadi, ingatkan dan bantu mereka untuk kembali menikmati uangnya misalnya membeli benda-benda kecil. Anda juga bisa mengejutkannya dengan membelikannya sesuatu yang ia suka.
7. Ajarkan Berbagi
Selain menabung, jangan lupa juga untuk mengajarkan anak berbagi sejak kecil. Saat Anda memberikan zakat atau menyumbangkan uang ke panti asuhan misalnya, Anda bisa mengajaknya. Dari uangnya itu, minta anak menyisihkannya untuk diberikan pada mereka yang kurang beruntung.
Semoga bermanfaat, wassalam.
Intisari: About
baca selengkapnya- Yuk, Ajak Agar Si Kecil Suka Menabung Dan Berbagi
Mengajarkan anak untuk menabung dan berbagi tentu tidak mudah. Apalagi jika anak merasa uang (saku, pemberian atau angpau) yang didapatnya itu adalah haknya. Ia tentu ingin menggunakan uang tersebut sesuai keinginannya seperti membeli mainan favoritnya.
Namun bukan berarti tidak ada solusi untuk mulai mengajarkan si kecil menabung. Anak akan paham kegunaan menabung jika Anda bisa memberitahukannya bahwa aktivitas itu punya manfaat besar.
Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengajarkannya menabung dan berbagi:
1. Kenalkan Uang secara Bijak
Begitu anak sudah bisa menghitung, perkenalkan mereka pada uang. Beri anak sebanyak mungkin informasi yang ingin diketahuinya. Perhatikan dan ulangi, itulah cara terbaik untuk membuat anak belajar.
2. Belikan anak celengan atau buatkan mereka rekening di tabungan.
Cara kedua ini sepertinya berlaku jika anak sudah berusia cukup besar. Untuk anak-anak yang masih berusia pra sekolah dan taman kanak-kanak, Anda bisa mulai mengajarinya menaruh uang di celengan.
3. Minta Anak Membuat Daftar Keinginan
Dengan adanya daftar keinginannya itu anak bisa lebih termotivasi untuk menabung. Buat anak paham ada cara yang menyenangkan untuk menghabiskan uangnya itu dengan daftar keinginan tersebut.
4. Buat Gambar
Kalau anak menabung untuk membeli suatu benda yang spesial, tidak ada salahnya Anda memintanya menaruh gambar benda tersebut di kamarnya. Gantung gambar benda itu agar dia selalu ingat dari tujuannya menabung.
5. Beri Contoh
Tentu saja sebagai orangtua Anda pun harus memberinya contoh soal aktivitas menabung ini. Anda perlu punya celengan sendiri, dan mengajak anak ke bank saat Anda akan menabung. Ketika melakukannya, jelaskan pada anak tujuan Anda menabung. Dengan memberikan contoh ini, anak pun bisa belajar dari orangtuanya.
6. Ingatkan Anak
Pada beberapa anak, mereka bisa jadi terlalu fokus menabung, hingga tidak mau mengeluarkan uangnya untuk apapun. Jika hal itu terjadi, ingatkan dan bantu mereka untuk kembali menikmati uangnya misalnya membeli benda-benda kecil. Anda juga bisa mengejutkannya dengan membelikannya sesuatu yang ia suka.
7. Ajarkan Berbagi
Selain menabung, jangan lupa juga untuk mengajarkan anak berbagi sejak kecil. Saat Anda memberikan zakat atau menyumbangkan uang ke panti asuhan misalnya, Anda bisa mengajaknya. Dari uangnya itu, minta anak menyisihkannya untuk diberikan pada mereka yang kurang beruntung.
Semoga bermanfaat, wassalam.
Intisari: About
Kata Sahabat :