Panduan dan Tips Praktis Edukasi Dunia Anak agar lebih imajinatif, cerdas dan kreatif bersama Mind Mapping, Glenn Doman, Multiple Intellegence, Brain Games, Memory, Dongeng, Cerita, Puisi, Gambar, Kartun Lucu, dan lainnya.

Kumpulan Game Kreatif, Brain Games, Brain Test

Senin

Tips Mengatasi Kebiasaan Mengompol Pada Anak


Assalamualaikum wr wb, salam cerdas kreatif.

Bayi yang mengompol adalah hal biasa. Anak kecil yang berusia setahun atau dua tahun masih dianggap lumrah bila dalam tidurnya mengompol. Ada pula anak yang mengompol hanya kadang-kadang saja yang biasanya disebabkan oleh stres, misalnya baru masuk sekolah, orangtua sering bertengkar, atau mendapatkan adik baru. Namun, anak yang sudah berumur empat atau lima tahun ke atas bila masih sering mengompol, hal ini menjadi masalah bagi orangtua.

Untuk mengatasi anak yang suka mengompol ini perlu diketahui dulu penyebabnya. Di antara penyebab anak mengompol adalah sebagai berikut:

1. Kandung Kemih Telah Penuh

Pada saat kandung kemih telah penuh maka saraf-saraf di kandung kemih mengirim pesan ke otak lantas otak mengirim pesan balik untuk menahannya agar tidak pipis secara otomatis. Dalam keadaan sadar, maka keinginan untuk pipis dapat ditahan sebentar untuk menuju ke kamar kecil; demikian pula dalam keadaan tidur, saraf-saraf ini tetap bisa bekerja dan mengirim kesadaran sehingga timbul keinginan ingin pipis dan secara otomatis ada kesadaran pula untuh menahannya. Namun, ada beberapa anak yang memiliki masalah dalam proses ini hingga akhirnya mengompol.

Anak-anak yang mengompol tidak memiliki kesadaran bahwa kandung kemihnya telah penuh oleh urine sehingga ia tidak bangun untuk ke kamar kecil. Hal ini terjadi biasanya tidur sang anak sangat nyenyak. Kadang kala ia bermimpi sedang pipis di sungai, di kamar kecil, atau di suatu tempat entah di mana, lalu baru menyadari setelah terbangun bahwa ia telah mengompol.

Menghadapi anak semacam ini orangtua harus secara telaten dan sabar untuk membangun kesadaran dalam diri anak agar tidak mengompol sebelum ia tidur. Misalnya, berpesan agar tidak mengompol atau bahkan berdoa kepada Tuhan. Dengan demikian akan terbangun kesadaran sehingga memunculkan kewaspadaan. Hal ini terbukti pada banyak kasus anak yang mengompol di rumahnya sendiri biasanya tidak mengompol ketika tidur di rumah saudara atau temannya. Mengapa bisa demikian? Karena sang anak telah membangun kesadaran dirinya agar tidak mengompol; yang bisa jadi disebabkan tidak ingin malu, dan sebagainya.

2. Rasa Takut yang Berlebihan

Bisa jadi sang anak mempunyai kesadaran bahwa ia memang ingin pipis, namun karena mempunyai rasa takut yang berlebihan, akhirnya ia memilih untuk pipis saja sambil tidur atau mengompol. Ketakutan yang berlebihan ini bisa disebabkan karena anak tidak berani ke kamar kecil sendirian pada malam hari. Ketakutan anak juga bisa muncul karena sebelum tidur orangtuanya, saudaranya, atau bahkan teman-temannya telah menceritakan hal-hal yang menyeramkan. Ketakutannya juga bisa terpicu karena membaca cerita seram atau melihat film di televisi.

Menghadapi anak yang takut karena tidak berani ke kamar kecil di malam hari, orangtua dapat berpesan kepada anaknya untuk membangunkan ayah atau ibu ketika ingin pipis. Hal yang lebih penting adalah pada saat dibangunkan oleh anak, orangtua pun harus segera bangun dan mengantarkan anak ke kamar kecil dengan senang hati. Pesan agar membangunkan orangtua jika sudah merasa ingin pipis pada malam hari juga efektif untuk mengatasi anak yang takut akibat cerita-cerita seram yang sebelumnya telah diterima oleh anak-anak.

3. Mencari Perhatian Orangtua

Anak yang ingin mendapatkan perhatian dari orangtua bisa pula menunjukkannya dengan cara mengompol. Hal ini kadang terjadi pada anak yang mempunyai adik baru. Ia merasa-atau memang kenyataannya demikian-kasih sayang dari orangtuanya lebih besar kepada adiknya. Ada perasaan cemburu dalam hati sang kakak. Ia ingin merebut kembali kasih sayang orangtua dari adiknya, atau setidaknya mendapatkan kasih sayang yang sama sebagaimana adiknya. Oleh karena keterbatasan cara berpikir tentang bagaimana cara yang akan dilakukannya karena masih anak-anak, akhirnya ia memilih dengan cara mengompol. Hal ini dilakukan karena orangtua langsung menunjukkan perhatiannya ketika anaknya mengompol, entah kaget kemudian memarahi, atau setidaknya akan bertanya mengapa tiba-tiba mengompol lagi. Di sinilah penting bagi orangtua untuk senantiasa memberikan kasih sayang kepada semua anaknya.

4. Banyak Minum atau Mengonsumsi Makanan Berair

Banyak minum atau mengonsumsi makanan berair juga menyebabkan anak mengompol ketika tidur di malam hari. Oleh karena itu, orangtua dapat mengontrol anaknya agar minum, mengonsumsi makanan berkuah, atau buah-buahan berair secukupnya saja. Berkaitan dengan hal ini, orangtua juga dapat mengajak anaknya untuk pipis terlebih dahulu sebelum tidur. Beberapa anak yang masih mengompol ketika orangtuanya menerapkan terapi ini-mengajaknya pipis dahulu sebelum tidur-ternyata cara ini berhasil dengan baik, yakni sang anak tidak mengompol lagi.

5. Ada Penyakit di Dalam Tubuh

Anak yang masih mengompol bisa pula disebabkan ada penyakit di dalam tubuhnya. Di antara persoalan medis yang menyebabkan anak mengompol adalah infeksi saluran kencing, kondisi keasaman urine, anemia, atau memiliki kelainan neurologis. Bisa juga anak yang masih mengompol disebabkan karena hormon yang berhubungan dengan beberapa kondisi dan penyakit. Untuk mengatasinya sudah tentu cara yang paling efektif adalah membawa anak kepada dokter untuk diketahui langkah-langkah berikutnya.

Demikianlah cara mengatasi anak yang masih suka mengompol meski umurnya sudah empat atau lima tahun lebih. Namun, secara umum ada langkah-langkah penting yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk mencegah anak suka mengompol. Yakni, mengajarkan anak untuk pipis di kamar kecil.

Hal ini dapat dilakukan oleh orangtua pada setiap anak:
  • Akan berangkat tidur di malam hari
  • Pagi hari setelah bangun tidur (meski dalam tidurnya juga mengompol
  • Setelah minum susu, atau pada saat anak terlihat akan pipis (orangtua yang setiap hari bersama dengan anaknya akan mengetahui gejala atau tanda-tandanya dari mimik atau gerakan tubuhnya)
  • Kebiasaan mengajak anak ke kamar kecil ini akan membuatnya terbiasa jika ingin pipis maka segera ke kamar kecil.

Kebiasaan mengajak anak bila pipis ke kamar kecil ini sangat perlu. Jangan sampai orangtua tidak mau kerepotan, akhirnya membiasakan anaknya memakai pampers, meskipun sedang berada di rumah. Sungguh, hal ini harus dihindari. Di samping kulit yang tertutup pampers tidak leluasa dalam waktu yang lama, hal ini akan membuat anak tidak terdidik jika ingin pipis segera ke kamar kecil. Pampers hanya perlu digunakan ketika dalam perjalanan atau pada saat acara-acara tertentu saja.

Hal penting yang tidak boleh diabaikan oleh orangtua adalah jangan pernah menceritakan kebiasaan mengompol anaknya di depan orang lain, apalagi di hadapan teman-temannya. Bagaimanapun juga anak kita akan malu. Bila orangtua tetap menceritakan maka anaknya akan memberontak atau sebaliknya malah merasa rendah diri.

Orangtua hanya perlu mengajak anaknya untuk turut membersihkan tempat tidurnya (meskipun hanya duduk menemani) sambil membangun kesadarannya bila ingin pipis di malam hari maka orangtua dengan senang hati akan mengantarkan. Sebaliknya, apabila sang anak sudah tidak mengompol lagi, maka orangtua sangat perlu untuk memberikan hadiah, meskipun hanya berupa pujian yang menyenangkan hatinya.

Wassalam,
oleh: Akhmad Muhaimin Azzet
sumber:http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=18688

0 komentar:

Posting Komentar

Kata Sahabat :